
Ilmuwan Prediksi Manusia Bisa Hidup hingga 1.000 Tahun di Masa Depan
Beritafashion.com Jakarta, Pada tahun 1925, harapan hidup rata-rata di Amerika Serikat hanya sekitar 58 tahun. Namun, di tengah perkembangan pesat ilmu pengetahuan, banyak ilmuwan optimistis bahwa suatu saat nanti manusia dapat hidup jauh lebih lama, bahkan mencapai usia seribu tahun. Penemuan-penemuan medis pada saat itu, seperti insulin yang ditemukan oleh Dr. Frederick Banting pada 1921, memberikan harapan besar akan kemajuan yang bisa dicapai di masa depan.
Di abad ke-19, penemuan bakteri dan vaksin menjadi terobosan penting yang mengubah dunia kedokteran. Vitamin ditemukan sebagai kunci untuk mengatasi beberapa penyakit, dan anestesi membuat prosedur bedah jauh lebih aman. Lalu, pada tahun 1925, penulis sains John E. Lodge menulis prediksi bahwa suatu saat sains akan menemukan cara untuk memperbaiki sel yang rusak dan bahkan mengganti organ tubuh.
Kini, 100 tahun setelah prediksi tersebut, walau manusia belum mencapai usia 1.000 tahun, teknologi medis terus berkembang pesat. Kemajuan dalam gene editing, reprogramming sel, dan imunoterapi semakin mendekatkan kita pada kehidupan yang lebih panjang dan sehat. Bahkan eksperimen laboratorium menunjukkan bahwa dengan teknologi yang tepat, harapan hidup bisa diperpanjang, meski masih banyak tantangan biologis, etis, dan sosial yang harus dihadapi.
Teknologi seperti metformin, yang digunakan untuk diabetes tipe 2, saat ini sedang diuji untuk memperlambat penuaan dan memperpanjang usia. Meskipun kita belum mencapai usia 1.000 tahun, harapan hidup manusia kini lebih panjang dan sehat dibandingkan seabad yang lalu, yang merupakan pencapaian luar biasa dalam dunia medis.
Namun, meskipun ilmu pengetahuan terus berkembang, pertanyaan besar masih muncul. Apakah kita siap menghadapi kehidupan yang jauh lebih panjang? Apa dampaknya terhadap struktur sosial dan psikologi manusia? Kita memang belum abadi, tetapi langkah besar menuju kehidupan yang lebih panjang telah dimulai.